Saturday, June 24, 2006

Berteman

Baca sitenya teman, ada tulisan mengenai berteman, lalu baca site teman yang lain, juga ada tulisan mengenai gaya berteman. Tadinya cuman mau baca aja , berakhir jadi ngajak mikir juga deh setelah baca tuh tulisan.
Rasanya simple banget sebenarnya urusan berteman, tapi ternyata gak se simple yang kita perkirakan. Juga pertemanan antar kaum hawa sangatlah beda dengan pertemanan kaum adam....

Anehnya banyak kaumku yang merasa lebih nyaman berteman dengan kaum adam, daripada berteman akrab dengan kaumnya sendiri. Padahal seharusnya dengan sesama kaum kan harusnya lebih kompak ya ? Ternyata tidak, bersama kaum adam banyak yang merasa lebih dimengerti, dihargai pendapatnya dan yang pasti gak bakal disirikin....
Nah kalau sudah membahas soal sirik2 an, rasanya kita semua tahu deh apa itu, masuk zona mana itu, zona yang sangat sensitif.... Kenapa sangat sensitif ? karena sebenarnya daerah ini nyata sekali, tapi banyak yang membuatnya maya, hanya karena tidak mau mengakui bahwa itu kelemahan kaum hawa....
Gak sok suci juga, sayapun banyak terlibat dalam masalah ini, pasti once ada juga rasa itu timbul, dan pasti juga pada setiap wanita, karena itu rasa yang diberikan Allah dan sangat manusiawi sekali.
Hanya saja akhirnya, adalah pe ngontrolan terhadap sifat yang satu ini yang memang harus di bahas lebih dalam dengan diri kita sendiri. Gak ada yang bisa bantu kita buat ngontrol sikap yang satu ini, tapi diri kita sendiri dengan bantuan Allah dan doa yang kita panjatkan setiap kita beribadah.
Hanya pada akhirnya juga setelah semua doa kita panjatkan agar kita selalu dalam bimbingan Allah, kembali berpulang pada kita semua, attitude mana yang akan kita labelkan pada diri kita?
Gak nyalahin juga sih, wanita dilahirkan dengan sifat2 yang sangat sensitif, temperamental, dan gak rasionil.... selalu deh para lelaki complainnya terhadap wanita seperti itu, dan juga kayaknya kata temperamental ini yang kadang bisa mengganggu sekeliling deh....

Soalnya dari mulai ngambekan, judes sampai pemarah kayaknya semua masuk dalam kategori temperamen seseorang deh. Kita bisa milih mau masuk kategori yang mana ya ?
Tapi yang terakhir akan dibahas, adalah kategori yang agak merusak pribadi seseorang, yakni orang yang munafik asli dan back stabbing.
Nah 2 kategori ini kalau bisa jangan deh melekat pada diri kita. Soalnya, kita kan gak bisa juga bermimpi punya sifat yang sebegitu perfectnya, pasti adalah bolong2 sana sini sifat kita tuh; jadi yang diminta mudah2an yang jelek dari kita nih bukan kategori diatas ini.
Rasanya biarlah orang merasa kita judes atau ngambekan ( kalau pemarah sih lebih baik dihindarkan deh, kasihan teman2 sekeliling), asal jangan masuk kategori si-muna dan si-fik ini, atau juga kategori yang back stabbing, menikam dibelakang kita, kirain teman baik, gak taunya tikamannya lebih tajam dari sembilu. Rasanya ini harus minta2 dijauhkan dari kita.

Satu hal lagi kayaknya dalam berteman perlu juga kejujuran dan saling keterbukaan, kalau kejujuran satu sama lain sudah terbina juga saling percaya rasanya muluslah pertemanan itu, Tapi juga satu lagi yang penting (lha kok ternyata nambah terus ya) yakni saling menghargai , nah ini penting sekali, karena biasanya kalau sudah akrab suka lupa bahwa saling menghargai itu tetap harus pada porsinya.

Jangan setelah kita merasa akrab, lalu lupa dimana garis yang tetap harus kita pegang, dimana yang kita bisa turut campur atau harus menahan diri, kadang kita semua merasa gak ? kalau suka lupa deh sama yang satu ini ?, kalau kita sudah mulai terlalu akrab dengan teman, rasanya garis itu mulai goyah kan ? sama deh saya juga kok....

Tapi juga ada hal lain yang kita kadang lupa (saya juga kadang seh), memaafkan....
Rasanya memaafkan teman yang pernah menyakiti kita sulit sekali, padahal mungkin teman tsb juga sudah belajar merubah diri, why not give her a second chance ?
Every body needs a second chance.
Kita juga lho mungkin banyak salahnya sama teman lain, jangan lupa itu, karena kita pun gak mungkin luput dari kesalahan....gak mungkin deh bener terus. Kalau kita masih merasa bener terus pasti ada yang salah dengan kita.

Berilah kesempatan kedua buat teman kita yang ingin berbuat baik, mungkin juga dia ingin menebus kesalahan yang pernah dia buat dengan dia berbaik lagi dengan kita, tapiiiii juga kalau memang second chance itu ternyata kelakuan si teman podho wae, ya sudahlah mau apa lagi ?
Ada 2 macam kita biasa bersikap, kita terima dia apa adanya, tanpa komen panjang lebar atau ber muna, kita tetep bergaul saja, ya emang udah payah mau diapain lagi....
Atau juga kita sekedar membatasi diri untuk tidak banyak bergaul dengan yang satu ini, tapi juga tidak bikin muka muna didepan nih person....

Yang banyak terjadi, gak berani menentukan sikap, tetapi berakhir dengan bersikap muna... Rasanya inilah yang akan menjadi suatu pangkal ketidak serasian lagi dalam suatu kelompok pertemanan. Bisik2 kanan kiri, komen2 yang gak ngenakin kuping, tapi didepan personnya, langsung rubah muka, menjadi wajah yang manissss sekali.
Waduh janganlah sampe kayak gini, malu sama Allah.
Tapi kalau giliran kita yang berbuat salah, mungkin sulit bagi kita untuk mengucapkan kata maaf ( kayaknya rata2 orang deh sangat sangat menghindari hal ini), tunjukkanlah dengan tindakan bahwa kita telah berbuat salah dan ingin memperbaikinya.
Rasanya seorang teman sejati akan tau kapan harus berhenti marah atau jengkel, dengan sikap kita yang berubah tadi. Dan disinilah pula kita bisa tau sampai dimana sebetulnya teman kita ini mengerti kita, dan apakah dia seorang sahabat atau hanya seorang yang kita kenal saja.

Dan sekarang yang jadi persoalan itu, gimana ya caranya untuk tetap konsisten dengan sikap kita ?

Yah belajar dan terus belajar menganalisa hidup ini, sikap manusia dan yang terpenting sikap diri kita sendiri, koreksi diri, apakah yang kita tidak sukai itu lebih baik dari diri kita sendiri?

Bercerminlah dalam kejujuran rasanya perlu buat kita semua, dan saya pun sedang berusaha sekuat tenaga untuk bisa bercermin dalam kejujuran, tidak membohongi diri sendiri, dan ternyata itu bukan suatu usaha yang gampang. Proses panjang untuk tetap bisa menganalisa diri kita sendiri, yang buat saya pun tetap belajar dari waktu ke waktu.
Godaan untuk menuruti hawa nafsu selalu datang, dan godaan untuk bersikap tidak jujur pada diri sendiri mudah menggoda. Tapi namanya suatu perjalanan hidup, pasti banyak rintangan dan cobaan, dijalanin aja dengan niat yang baik, mudah2an Allah juga selalu memberi jalan yang terang bagi kita semua.....Amien.

1 Comments:

At 11:47 AM, Anonymous Anonymous said...

Esther,

How's life? Ini Rini Helmy di Bontang. Asyik lho baca Blog-mu,
banyak juga sharing pengalaman dan keahlian dapur Esther yang menarik dan bermanfaat buat orang lain. Salam buat Mas Bambang & Bamby.

Salam kangen,
RINI HELMY

 

Post a Comment

<< Home